Senin, 27 Agustus 2012

Be An Idol [PART 1]


Part 1
Aku membantu Susy dan Fai memindahkan barang- barang kami. Sedangkan yang lain, menunggu di depan gerbang sekolah. Hari ini, kami akan pindah ke tempat tinggal baru, yang disebut dorm. Kalian pasti bertanya- tanya mengapa kami bisa mendapatkannya. Ya! Kemarin kelas kami ditunjuk sebagai kelas II IPA terfavorit di seluruh SMA yang ada di kota Tarakan. Wow! Itu merupakan suatu kebanggaan. Ternyata, usaha kami untuk mengumpulkan nilai hingga mendapat nilai A+ nggak sia- sia! Selain itu, kami juga dijuluki ‘the gold class’ artinya, kelas emas. Aaah, aku benar- benar nggak percaya akan hal ini. Tapi aku pun senang karena harapanku dan teman- teman sekarang ini menjadi kenyataan! Yaitu, keluar dari asrama sekolah dan tinggal di tempat yang lebih luas! Hahahaha…
Drrtttt…..
Ponselku pun bergetar. Aku meletakkan kardus yang ku bawa di dekat tangga dan menyuruh kedua temanku berhenti.
“Susy, Fai! Berhenti sebentar!” kataku memerintah mereka. Keduanya pun menurut. Aku segera melihat ponselku.
From: Hoya
Selamat yah, akhirnya yang kau harapkan selama ini terwujud juga. Kau bisa menempati dorm yang kau impikan…
Aku tersenyum membaca pesan dari Hoya itu. Oya, aku belum cerita pada kalian siapa itu Hoya. Dia adalah temanku, siswa kelas II IPS A. Lebih pantasnya lagi disebut sahabat. Bukan hanya aku yang berteman dengannya. Teman- temanku yang lain pun akrab dengan Hoya, juga teman- temannya.
Aku memasukkan ponselku ke dalam kantong celanaku dan bergegas mengangkat barang- barangku lagi. Nanti saja aku membalas pesan dari Hoya, setelah sampai di dorm.
“Pesan dari siapa?” tanya Susy.
“Hoya….” jawabku singkat.
“Eh, dia? Lalu, kenapa kau nggak membalasnya?” tanya Susy lagi.
“Nanti saja. Kita kan masih ngangkut- ngangkut barang, masa juga balas pesannya sekarang?” ujarku.
“Aaah, sudahlah! Ayo cepat! Mereka sudah menunggu lama di luar!” ujarku lagi sambil menarik lengan Susy dengan tangan kananku.
Akhirnya, kami sampai juga di depan gerbang. Ku lihat di sana ada Sandra, Nicky, Minah, Amel, Jia, dan Andien. Sepertinya, aku nggak melihat dua orang lagi. Astaga! Jessica dan Tiffany kemana yah?
“Lho, kenapa kalian berenam aja? Mana Jessica dan Tiffany?” tanyaku.
“Mereka memutuskan untuk ke dorm duluan,” jawab Sandra.
“Kata mereka menunggu kalian itu, membuat mereka berdua kepanasan di sini,” sambung Amel.
“Hahaha…. Lalu, mereka ke dorm naik apa?” tanyaku lagi sembari menaruh barang- barang yang ku bawa ke dalam mobil.
“Ya naik angkot!” jawab Sandra.
“Sandra! Aku yang nyetir yah!” ujar Jia. Itu membuat Sandra bergidik ngeri. Lalu, dia menoleh ke arah Jia.
“Apa kau bilang? Apa aku tidak salah dengar?” tanya Sandra sambil memegang telinga sebelah.
“Ya! Kau emang nggak salah dengar!” jawab Jia sambil memajukan bibirnya. Kalau sudah begini, berarti dia ngambek!
“Hei! Kau ini masih kecil, belum punya SIM dan belum pantas mengemudi!!!” Sandra pun meneriakkan kata- kata itu tepat di telinga Jia. Itu membuat Jia tambah ngambek! Sambil memegangi telinganya, Jia terlihat akan menangis. Aku pun segera memeluk dan menenangkannya.
“Hiks…. Hiks….” tangisnya.
“Udahlah Jia, jangan nangis lagi dong!” kataku sambil mengusap kepalanya dan membawanya masuk ke mobil, disusul oleh Susy dan Fai. Sandra dan Andien duduk di depan. Sedangkan sisanya duduk di belakang. Mobil pun dijalankan.
Selama di perjalanan menuju dorm, Jia terus saja menangis. Walaupun nggak separah saat masih di sekolah tadi. Kalau bukan karena aku, Susy dan Fai yang menenangkannya dia nggak akan menjadi sebaik ini. Hanya kami yang bisa mendiamkannya. Yang lain, hanya bisa membentaknya dan membuatnya tambah menangis! Huh, kejam sekali sih yang lainnya itu!
“Hei, anak kecil! Diamlah! Berhenti menangis, jika kau terus- terusan menangis aku jadi nggak fokus mengemudi nih!” bentak Sandra dari depan. Aku pun segera memukul pundaknya agar dia berhenti mengomel. Kasihan kan Jia jika diomelin terus.
-oo0oo-
Kami pun sampai juga di dorm kami. Wow! Bagus sekali. Jujur, baru kali ini aku melihat dorm secara langsung. Aku kira yang namanya dorm  itu hanya ada di korea dan diberikan pada girlband atau boyband di sana. Ternyata di Tarakan pun ada! Tapi, bukan untuk para girlband dan boyband loh! Untuk siswa berprestasi seperti kami ini! (maaf agak sombong).
“Aaah!” keluhku dan merebahkan diri di sofa.
“Kau kenapa?” tanya Susy.
“Aku lelah sekali! Lenganku sakit abis mengangkat barang- barang tadi….” keluhku. Tiba- tiba, Tiffany dan Jessica keluar dari dapur. Itu mengejutkanku dan yang lainnya.
“Oh, jadi dua makhluk ini sudah duluan masuk sini?!” kata Nicky sambil mengelap peluhnya.
“Hehehe. Kami berdua nggak tahan nunggu lama- lama…” jawab Tiffany enteng.
“Iya! Abisnya Yesika lama banget sih, ngangkut barang gitu aja...” tambah Jessica.
“Hei! Kau kira enak ngebawa barang banyaknya begitu?” aku langsung memelototi Jessica hingga dia bersembunyi di balik punggung Tiffany. Lalu, aku mengambil sesuatu dari kardus yang ku angkat tadi.
“Ini! Aku juga mengambilkan semua bonekamu!” kataku sambil melemparkan boneka ke arahnya. Eh, yang dilempar malah nyengir! Sialan kau, ah!
“Oya, tadi kami berdua sudah menghitung jumlah kamar di sini. Dan hanya ada empat kamar. Jadi, satu kamar itu bisa dua atau tiga orang….” kata Tiffany dengan gayanya yang sok bijaksana itu.
“Dan kami berdua sudah mengaturnya pula! Yesika, kau sekamar dengan Nicky,” aku langsung menepuk dahiku ketika mendengar perkataan Tiffany.
“What?! Tidak tidak! Aku dengan Susy dan Fai saja…..” ujarku memprotes. Aku nggak mau sekamar dengan Nicky, cukup sudah aku ngerasain nggak enaknya sekamar dengannya. Dia itu kalau tidur ribut sekali, suka mendengkur. Dan parahnya lagi, dia itu tidur berputar seperti gasing.
“Harus!” Tiffany menekankan kalimatnya. Dia memelototiku, agar aku menurutinya.
“Pokoknya aku nggak mau! Kau siapa! Kau paling muda di sini, kenapa kau yang mengatur? Sedangkan Fai, dia tidak mau mengatur- atur kami! Padahal, dia yang paling tua di sini!!!!” balasku. Tiffany menelan liurnya saat aku bilang seperti tadi. Apalagi yang lainnya menyetujui kalimatku tadi. Wah, kalah telak dia! Hahahaha.
“Baiklah, baiklah! Kalian pilih sendiri roommates kalian,” ujarnya lalu meninggalkan kami dengan wajah yang kusut. Sepertinya dia marah, karena aku mengatainya paling kecil di kelompok ini. Yang lain hanya terkikik geli saat melihat ‘dongsaeng’ ngambek. Jessica pun segera menyusulnya.
-oo0oo-
Aku masuk ke kamar dengan Susy. Sementara Fai, masih sibuk mengobrol dengan Sandra dan Andien di depan. Tiba- tiba aku teringat sesuatu! Astaga! Aku belum membalas pesan dari Hoya. Aku pun segera mengambil ponselku dan membalas pesannya. Sambil menunggu balasannya, aku duduk di tepi ranjang. Sedangkan Susy menyusun barang- barangnya.
“Rajin sekali kau!” kataku. Dia pun langsung menoleh ke arahku.
“Hahaha…. Kau nggak nyusun barang- barangmu?” tanyanya. Aku menggeleng sambil memegang punggungku. Dia mengerti bahwa aku sedang lelah dan nggak berniat menyusun barang- barangku.
Drrrrttt…….
Ponselku pun bergetar. Ah, tuhan semoga saja dari Hoya! Dan benar, tuhan telah mengabulkan permintaanku. Hahaha…..
From: Hoya
Hahahaha. Sudahlah, istirahatlah dulu. Kau kan lelah, nanti malam kita sambung lagi yah!
Aku tersenyum. Aku pun tak lagi membalas pesannya, karena aku benar- benar lelah. Lagipula, dia pun menyuruhku untuk istirahat. Aku pun merebahkan diri di ranjang yang empuk ini.
~Part 1 End~

Be An Idol [INTRODUCING]


Hai teman- teman! Perkenalkan namaku Yesika Cintya Lestari. Panggil saja Yesika. Aku gadis berusia 15 tahun, dan sekarang bersekolah di SMA Penerus Bangsa. Aku sangat senang bersekolah di sana. Bagaimana tidak? Mendapatkan guru dan teman- teman yang baik, seperti Susy, Jia, Fai, Tiffany, Jessica, Sandra, Amel, Nicky, Minah, dan Andien . Bukankan itu menyenangkan? Pastinya! Apalagi di sekolah ini, aku termasuk dalam siswa yang berprestasi dan masuk di kelas IPA unggulan! Wow! Bangga sekali! Bukan hanya aku yang bangga, kedua orang tuaku pun merasa begitu. Tak sia- sia mereka merawat anak sepertiku. ^__^
Tapi, menjadi orang kebanggaan bukan berarti tidak mempunyai musuh. Tentu saja aku punya! Musuh- musuhku itu berasal dari kelas II IPA E. Siapa lagi kalau bukan Devhi dkk. Ya, mereka memang sangat menyebalkan! Mereka selalu mengancamku dan teman- temanku, bahwa dia akan merebut dorm khusus untuk siswa berprestasi, yang kami tempati sekarang. Dia dan teman- temannya itu berusaha menjatuhkan kami, agar kami semua diseret keluar dari dorm itu. Huh, tapi sayang sekali! Usahanya selalu gagal! Para guru sudah sangat menyayangi kami. Dalam hal kepintaran saja, kelas mereka selalu mendapat nilai terendah di seluruh kelas IPA. Bagaimana bisa, dia mau merebut dorm kami! Hanya mimpi baginya....
Sudahlah, daripada aku berlama- lama membahas tentangku, langsung saja baca ceritanya yah!! Selamat membaca!!!!! ^__^
(~^_^~)

Selasa, 14 Agustus 2012

~Be mine for today, tomorrow and forever!!!~ [PART 5]

Author:          Atika
Cast:               - Kim Myungsoo [INFINITE]
                        - Nam Woohyun [INFINITE]
                        - Lee Sungjong [INFINITE]
                        - Nam Woojung [INFINITE]
                        - Kim Hyun Ah [4MINUTE]
                        - Kim Taeyeon [GIRLS’ GENERATION]
Genre:                        Romance, family and school life
Rating:           T
“Annyeonghaseyo! Apa kabar para readers? I hope you’re fine! So, kita lanjut ke part 5. Tanpa banyak basa- basi, langsung aja kita baca ceritanya yukk!!”

Malam ini dingin sekali! Woojung sedang sibuk berselimutan sambil menonton tv di ruang keluarga. Sedangkan oppanya, sedang sibuk memasak di dapur. Ah, Woohyun memang rajin. Dia pandai memasak, pandai membersihkan rumah, dan melakukan pekerjaan lainnya. Selain itu, dia juga cerdas dan tampan! Berbeda dengan Woojung. Walaupun mereka adik- kakak, sifat dan kebiasaan mereka jauh berbeda! Adiknya pemalas, agak bodoh, dan cerewet! Hahaha! *sabarYah, woohyunku mending kamu punya adik kayak author aja deh!! Hahaha #abaikan!!!
“Woojung, makanlah dulu! Jangan terus- terusan menonton tv!” kata Woohyun keluar dari dapur.
“Ne oppa. Eh, mau kemana?” tanya Woojung yang melihat kakaknya memakai jaket dan sepatu.
“Aku mau ke rumah Myungsoo. Waeyo?”
“Ikutttt!!!”
“Eh! Andwe! Kau tidak boleh ikut….” Woohyun melarang adiknya untuk ikut dengannya.
“Oppa, aku mau ikut!!” Woojung tetap ngotot pengen ikut.
“Jangan! Kau di rumah saja. Apa perlu kulaporkan pada ibu?” ancam Woohyun. Akhirnya, Woojung pun mengalah. Dia memilih untuk tidak ikut. Kalau sampai dia dilaporkan, Ibu pasti akan marah karena selama ini Woojung tidak pernah belajar dengan baik.
“Baiklah, aku tidak ikut….” wajah Woojung pun langsung lemas. Dia kembali duduk di sofa.
“Ya sudah, aku pergi dulu. Jangan lupa makan dan belajar!” pesan Woohyun. Woojung pun menurut. Setelah Woohyun pergi, dia menuju ruang makan.
“Ih, kenapa sih oppa itu! Aku kan mau melihat Myungsoo oppa….” keluhnya sambil membuka tudung saji. Seketika, raut wajahnya kembali ceria saat melihat makanan- makanan enak yang oppanya buatkan. Dia pun langsung duduk dan melahap makanan itu, walaupun tidak semuanya. Karena menurutnya kekenyangan itu tidak baik!
Selesai makan, ia berjalan menuju kamarnya. Dia pun melihat jadwal pelajaran yang tertempel pada meja belajarnya.
“Aaarghh! Besok matematika?? Aduh, kenapa harus ketemu hitungan lagi sih?” keluhnya. Dia pun mengambil buku matematikanya.
“Huh….. Myungsoo oppa, aku merindukanmu….” gumamnya pelan. Lalu, dia kembali membuka buku matematikanya dan mempelajarinya.
(~^_^~)

Woohyun berjalan di gang- gang kecil yang dilaluinya dengan Woojung saat pergi ke rumah Myungsoo beberapa hari yang lalu. Jalanannya kecil sekali! Licin pula! Woohyun hampir saja terpeleset tadi! *aduh, kalo Woohyun jatuh biar author yang nangkap deh! (dipelototin Inspirit).
Ting tong!!!
“Nuguya?” teriak seseorang dari dalam.
“Woohyun, Nam Woohyun!!!” balas Woohyun. Pintu pun terbuka. Seorang gadis yang mungkin seumuran dengan Woojung membukakan pintu. Gadis itu sangat cantik! Woohyun terkagum- kagum melihatnya. Hahaha! Dasar Woohyun.
“Silahkan masuk….” suruh gadis itu dengan lembut.
“Eh, eh, iya… Gomawo…..” Woohyun pun segera masuk ke rumah besar Myungsoo. Dia heran, siapa gadis itu? Kenapa tinggal satu rumah dengan Myungsoo? Apakah dia kekasih Myungsoo? Wah! Gawat nih, kalau gadis itu benar- benar kekasih Myungsoo, bisa- bisa sang adik bakalan frustasi nih! Dan dia pun jadi ikut stress!
“Sebentar yah, aku akan panggilkan Myungsoo oppa dulu….” katanya lalu pergi dari hadapan Woohyun yang masih terbengong- bengong melihat kecantikan gadis itu. Tak lama kemudian, Myungsoo pun keluar dari kamarnya.
“Ah! Woohyun!”
“Myungsoo!” Lalu, Myungsoo pun duduk di sebelah Woohyun.
“Mana Woojung?” tanya Myungsoo pada Woohyun.
“Di rumahlah. Waeyo? Kau merindukannya yah?” goda Woohyun. Wajah Myungsoo pun langsung memerah. Dia pun menunduk karena malu. Lalu, dia mengangkat kepalanya lagi.
“Ne. Aku memang merindukannya….” jawab Myungsoo. Woohyun pun kaget mendengarnya! *untung nggak jantungan! Hehehe…
“Kenapa bisa? Kau menyukainya?”
“Ne…”
“Sejak kapan? Kenapa kau menyukainya?”
“Saat kau membawanya kesini malam itu. Dan wajar sajalah, aku menyukainya. Karena aku masih normal!” jawab Myungsoo sambil menunduk.
“Kau ini, sudah punya kekasih masih saja bisa menyukai adikku!” balas Woohyun.
“Mwo? Kekasih? Memangnya siapa kekasihku?”
“Yang tadi membukakan pintu untukku!” Myungsoo tertawa mendengar perkataan Woohyun. Dia pun segera menjelaskan yang sebenarnya terjadi. *jiaaah…
“Itu adik sepupuku. Mana mungkin aku pacaran dengan sepupu sendiri!”
“Ah, benarkah???” tanya Woohyun penasaran. Wajahnya sekarang tidak kusut seperti tadi. Kini dia bersemangat karena yeoja itu hanya sepupu Myungsoo. Ini kesempatan besar bagi Woohyun untuk mendapatkan yeoja itu.
“Ya. Dia adalah senior Woojung di sekolah….”
“Mwo? Kenapa kau bisa tahu?”
“Hah, kau ini banyak bertanya! Tentu saja aku tahu! Taeyeon sering cerita padaku…” jawab Myungsoo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Oh, begitu. Oya, Woojung juga menyukaimu loh!” kata Woohyun. Myungsoo pun kaget! Matanya yang sipit itu pun langsung berubah menjadi sebesar bola pingpong. Hahaha! Ada- ada saja..
“Yang benar saja kau!”
“Iya. Dia sering curhat padaku. Dia selalu menanyakanmu…” ujar Woohyun.
“Aaah, sudahlah….. Aku tidak percaya denganmu! Karena kau sering membohongiku!” balas Myungsoo.
“Huh, kau ini. Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja langsung dengan Woojung….” Myungsoo pun tersenyum. Dia senang sekali, jika yeoja itu benar- benar menyukainya. Gampang sekali untuk mendapatkan yeoja itu!
“Ne. Aku percaya! Bantu aku untuk mendapatkannya yah, kakak ipar!” kata Myungsoo sambil tertawa lepas. Woohyun memutar bola matanya. Tiba- tiba, dia teringat sesuatu!
“Baiklah, aku akan membantumu. Tapi dengan satu syarat! Kau mau memenuhinya?” tawar Woohyun.

“Apa? Kalau aku bisa, aku akan penuhi permintaanmu…” dari wajahnya, Myungsoo penasaran sekali.
“Kau juga harus membantuku mendapatkan Taeyeon!” mata Myungsoo terbelalak tajam. Sumpah! Dia shock banget mendengarnya. Ah, Woohyun mengincar adik sepupunya itu!
“Haaa. Dasar licik! Baiklah, aku akan membantumu!” kata Myungsoo lalu melipat kedua tangannya.
Woohyun pun tertawa sebesar- besarnya. Dia sangat senang sekali! Myungsoo mau membantunya mendapatkan yeoja yang bernama Taeyeon, yang ternyata seniornya Woojung di sekolah.
(~^_^~)

Karena keasyikan mengobrol, Woohyun lupa bahwa sekarang sudah jam sebelas malam! Astaga! Dia juga hampir lupa kalau sebentar lagi ulang tahun adiknya! Rencananya, Woohyun akan memberinya kejutan malam ini, tepat jam dua belas. Woohyun pun buru- buru pulang dan berpamitan pada Myungsoo.
“Astaga! Sudah jam sebelas!!” ujar Woohyun sambil menepuk dahinya.
“Kau baru menyadarinya?” tanya Myungsoo.
“Ya. Aduh, aku harus pulang. Dan aku harus membuat kejutan pada Woojung….” Woohyun pun bergegas pulang. Namun, Myungsoo menahannya sebentar.
“Tunggu! Kau bilang kejutan? Kejutan apa?” tanya Myungsoo penasaran.
“Kau tidak tahu yah? Eh, memang kau tidak mengetahuinya!” lagi- lagi Woohyun menepuk dahinya.
“Tahu apa?”
“Besok Woojung berulang tahun. Sudahlah, aku pulang dulu. Kasihan dia menunggu di rumah…” pamit Woohyun. Myungsoo menganggukkan kepalanya. Woohyun pun setengah berlari agar cepat sampai ke rumah!
(~^_^~)

Tok tok tok!!!
Woohyun mengetuk pintu rumahnya. Woojung pun membukakan pintu untuk oppanya.
“Lama sekali kau pulang! Apa oppa tau ini sudah jam berapa?” tanya Woojung tajam sambil berkacak pinggang di depan oppanya.
“Mianhae.. Aku keasyikkan mengobrol dengan Myungsoo tadi!”  jawab Woohyun sedikit enteng.
Woohyun pun masuk ke dalam kamarnya. Woojung pun begitu. Dia bergegas tidur. Sudah lama sekali dia menunggu Woohyun pulang, sampai jam sebelas begini! Sebenarnya Woojung sangat kesal! Tapi, dia malas memarahi oppanya, bisa- bisa dia ditelan bulat- bulat oleh Woohyun!!
Woojung menutup pintu kamarnya rapat- rapat. Lalu, dia merebahkan dirinya di atas ranjang. Baru matanya terpejam sebentar, malah terbangun lagi! Ah, sepertinya Woohyun membuat keributan! Woojung pun segera menuju ke ruang santai. Ternyata benar! Oppanya yang membuat masalah! Dia menyalakan tv dengan volume yang nyaring, tetapi dia tidak menontonnya. Malah membiarkannya menyala begitu saja!
“Dasar kau, oppa jelek!” keluh Woojung sambil mematikan tv.
“Oppaaa! Kalau kau tidak menonton lebih baik dimatikan saja tvnya! Jangan kau biarkan menyala begitu saja!!!!” Woojung pun berteriak karena kesalnya. Tidak ada jawaban dari Woohyun, ia pun bergegas kembali ke kamarnya.
Klenteng!!! Teng tongg!!!!
Baru saja mau kembali ke kamar, Woohyun kembali membuat keributan di dapur.
“Ah, apa- apaan dia! Huft.....” ujar Woojung sangat kesal sambil menghentakkan kakinya. Dia pun segera menuju ke dapur.
“Oppa! Kau ini! Bisakah tidak membuat keributan di tengah malam begini! Aku mau tidur!” bentak Woojung. Woohyun tidak mempedulikan adiknya. Itu membuat sang adik bertambah kesal!
“Oppa!! Kau dengar aku tidak?! Kau selalu begini! Aku lelah selama ini tinggal denganmu!! Kalau ku tahu, aku akan lebih memilih tinggal dengan eomma di Amerika!” mendengar adiknya berbicara seperti itu, Woohyun pun langsung melirik ke arah adiknya.
“Ya sudah, kembali saja kau ke Amerika. Aku tak melarangmu...” balas Woohyun dengan ekspresi orang yang tidak bersalah. Lagi- lagi, Woojung menghentakkan kakinya dan berbalik menuju ke kamarnya. Ah, jahat sekali Woohyun. Tapi, ada rencana Woohyun dibalik tindakannya itu. Eum... Kira- kira apa yah?
(~^_^~)

“Arrrgh!! Apa- apaan ini!” keluh Woojung sambil melempari bonekanya. Sesekali dia menggigit boneka- boneka itu saking kesalnya pada Woohyun.
“Hikss.... Hikss....” Woojung pun mulai menangis. Gini nih, kalo sudah kesal. Woojung pasti menangis. Dia memang gadis cengeng!
Tiba- tiba saja, ponselnya berbunyi. Ah, telepon dari eomma. Ada apa yah, eomma meneleponnya malam- malam begini? Woojung pun mengangkatnya.
“Halo sayang......” kata sang eomma yang jauh di Amerika sana.
“Ne eomma. Waeyo?”
“Saengil chukka hamnida.. Eomma sayang padamu.....” eomma mengucapkan selamat padanya.
“Ne, eomma. Gomawo.....” balas Woojung lemas.
“Kau kenapa? Lemas sekali. Dan suaramu.. Apa kau menangis?”
“Eomma, aku tidak tahan tinggal dengan oppa. Dia selalu membuat masalah....”
“Astaga. Eomma kira kau sedang patah hati di hari bahagiamu ini. Sudahlah, jangan menangis lagi! Ingat, umurmu sudah 17 tahun. Jangan cengeng yah. Belajar bersabar....” nasihat eommanya.
“Ne. Jeongmal gomawo eomma.....” kata Woojung. Setelah selesai, Woojung menutup teleponnya dan berbaring. Matanya sekarang memerah, karena mengantuk dan abis dijahili oleh oppanya. Ah, kasihan sekali Woojung yang malang!
Krieeekkk......
Pintu kamarnya terbuka lebar, daaaaan......
“Saengil chukka hamnida, adikku!” ujar Woohyun sambil membawa kue tar dan meniupkan terompet. Itu membuat Woojung melompat kaget.
“Oppa!! Apa ini? Tadi kau membuatku kesal, sekarang.....” belum selesai Woojung bicara, Woohyun sudah memotong.
“Mianhae, soal tadi. Aku menjahili terlalu berlebihan. Sampai membuatmu menangis seperti ini.....”
“Ah, sudahlah. Lupakan saja. Cepat potong kue itu, aku jadi ingin memakannya....” Woojung terus- terusan memperhatikan kue tar itu.
“Hah, dasar kau ini. Hanya makanan yang ada dipikiranmu. Nanti kalau gendut, baru rasa!” kata si oppa.
“Toh, sampai sekarang aku belum gendut....” balas Woojung.
Woohyun pun memperbolehkan adiknya memakan kue tar itu. Tapi, hanya sedikit! Tidak boleh banyak- banyak. Woojung pun menurut. Dia memotongnya sedikit dan melahapnya.
“Nyam, nyam... Enak!!” kata Woojung sambil mengelus- elus perutnya.
“Hahaha. Kau ini......” Woohyun pun mencubit pipi adiknya itu. Dia tersenyum bahagia, karena adiknya sudah berumur 17 tahun.
“Kembalilah tidur, besok kau sekolahkan......” lanjut Woohyun. Woojung pun menurut. Woohyun pun segera keluar dari kamar Woojung, tapi dia mengecup dahi adik tersayangnya itu terlebih dahulu.
(~^_^~)

~Be mine for today, tomorrow and forever!!!~ [PART 4]

Author:          Atika
Cast:               - Kim Myungsoo [INFINITE]
                        - Nam Woohyun [INFINITE]
                        - Lee Sungjong [INFINITE]
                        - Nam Woojung [OC]
                        - Kim Hyun Ah [4MINUTE]
                        - Kim Taeyeon [GIRLS’ GENERATION]
Genre:             Romance, family and school life
Rating:           T              
“Annyeonghaseyo! Nggak bosen- bosennya aku terus nulis nih ff. Mudahan reader nggak bosen juga yah! Nggak terasa nih udah masuk part 4. Tunggu terus kelanjutannya yah! Gomawo..” 

Sungjong dan Hyun Ah sudah pulang. Tinggal Woojung sendirian. Dia sedang menunggu oppanya menjemput. Tapi, rasanya sudah satu jam Woojung menunggu, Woohyun tak kunjung datang! Woojung mulai lapar dan lelah! Badannya terasa lemas. Ia pun memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di depan pagar. Huh, panas lagi! Mudahan saja Woojung tidak pingsan!
Tiba- tiba, ponselnya berbunyi. Waduh, nomor siapa yah? Baru pernah masuk! Awalnya Woojung tidak mengangkatnya. Dia pikir, itu hanya orang yang iseng- iseng nelpon. Eh, itu nomor malah nelpon terus. Woojung pun segera mengangkatnya.
“Woojung, kau sudah pulang?” kata yang punya suara. Sepertinya Woojung mengenal suara ini.
Myungsoo oppa?”
“Ne. Kau dimana sekarang? Apa kau sudah pulang?”
“Aku masih di sekolah. Waeyo?”
“Oh, baiklah kalau begitu. Tunggu di sana! Aku akan segera menjemputmu.....” Myungsoo lalu menutup teleponnya. Diikuti oleh Woojung. Ah! Badan Woojung terasa semakin lemas. Dia gugup! Yang benar saja, Myungsoo akan menjemputnya?!
“Apa aku bermimpi yah?” gumam Woojung.
“Aaah, semoga saja benar- benar dia!” katanya lagi. Tiba- tiba, penglihatannya menjadi gelap! Seseorang telah menutup matanya. Sepertinya dia mengenal orang itu.
“Myungsoo oppa....” kata Woojung. Orang itu pun segera melepaskan tangannya.
“Ah, benar sekali!” Myungsoo pun segera duduk di sebelah Woojung.
“Kenapa oppa yang menjemputku? Mana Woohyun oppa?”       
“Apa aku tidak boleh menjemputmu?”
“Aaah, oppa! Jawab dulu pertanyaanku, baru kau boleh bertanya...”
“Hem... Baiklah! Aku sendiri yang ingin menjemputmu. Kenapa? Tidak boleh?” Myungsoo kembali mengedipkan matanya pada Woojung, sama seperti kemarin. Ah, yang benar saja! Matanya membuat tulang- tulang Woojung jadi lemas.
“Eh, oh... Emm... Tidak kok. Boleh saja kalau oppa mau menjemputku....” balas Woojung sedikit gugup. Myungsoo hanya tersenyum. Akhirnya, suasana yang barusan ramai menjadi sepi kembali. Hening! Keduanya tak saling bicara. Tiba- tiba saja, Myungsoo langsung menarik lengan Woojung.
“Eeeeh, kemana?” tanya Woojung kaget.
“Ayo temani aku makan siang. Aku sangat lapar....” pinta Myungsoo sambil memegang perutnya yang kelaparan. Wajahnya yang memelas membuat Woojung tertawa.
“Hahahaha!!! Oppa, oppa....”
“Wae? Ada yang salah denganku?” tanya Myungsoo sambil menunjuk wajahnya sendiri.
“Tidak! Oppa lucu sekali...”
“Benarkah? Ah, sudahlah ayo kita makan....” Myungsoo mengacak- acak rambut Woojung dan segera membawanya pergi untuk makan siang.
(~^_^~)

Akhirnya, mereka sampai juga di sebuah restoran. Myungsoo membawa Woojung masuk ke dalam dan segera memesankan makanan untuknya dan Woojung *ah, Myungsoo baik deh!! Plaak! #abaikan!
“Eum.. Enak yah.....” kata Myungsoo. Woojung pun mengangguk mengiyakan. Akhirnya, selesai juga Woojung makan. Tapi, Myungsoo lama banget sih. Daritadi nggak selesai- selesai! Uh, dasar lambat! *ditonjok Inspirit.
Woojung memandangi sekitarnya. Ah! Dia mendapati Hyun Ah dan Sungjong di restoran itu. Tapi, untungnya mereka akan keluar. Rasanya Woojung ingin memanggil mereka. Tapi, diurngkannya niatnya tersebut. Apalagi dia sedang makan bersama Myungsoo oppa. Hah! Bisa retak mukanya.
­(~^_^~)

“Oppa... Aku pulang dulu yah. Terima kasih atas makan siangnya!” kata Woojung dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
“Cheonma.... Besok aku menjemputmu lagi yah?” tanya Myungsoo.
“Eh, tidak usah oppa! Aku tidak enak, cukup hari ini saja aku membuatmu repot....” balas Woojung menolak.
“Waeyo? Kau tidak suka yah?” dari nada bicaranya, Myungsoo sedang merajuk.
“Haha! Terserahmu sajalah. Tapi, aku benar- benar tidak enak membuatmu repot....”
“Ah, jangan merasa begitu. Aku saja tidak merasa kerepotan...” Woojung menatap Myungsoo sebentar. Ah, manis sekali senyum Myungsoo!
Sebelum pulang, Myungsoo menyempatkan diri (maksudnya tangannya) untuk mengacak- acak rambut yeoja yang disukainya itu. #hahahaha! Lucunya! *abaikan!!
Setelah Myungsoo dan mobilnya menjauh dari hadapan Woojung, dia pun masuk. Woojung mendapati oppanya sedang menonton tv. Dia pun berniat menjahili oppanya.
“Daaarrr!!!!” Woojung pun mengagetkan Woohyun.
“Apa- apaan kau ini! Dasar nakal!” Woohyun berdiri dan bersiap mengejar Woojung. Ah, Woojung memang payah! Dia tertangkap oleh oppanya.
“Dapat kau! Mau lari kemana lagi hah?” Woohyun pun menjitak kepala adiknya berulang kali.
“Awh.. Oppa! Sakit tau! Berhenti menjitak kepalaku!!!” balas Woojung dan memukul tangan Woohyun. Oppanya meringis kesakitan.
“Ah, sudahlah! Damai saja yah?” pinta Woohyun.
“Ada apa denganmu? Tumben sekali kau mau mengalah denganku.” Woojung melipat kedua tangannya dan menatap sinis oppanya itu.
“Ish! Aku lelah bertengkar denganmu... Ah, sudahlah! Kau mengangguku saja,” Woohyun kembali fokus dengan kegiatan menonton tv-nya itu. Sedangkan Woojung bergegas menuju kamarnya.
“Eh, hei!” panggil Woohyun.
“Wae oppa?” tanya Woojung.
“Kau pulang dengan siapa?”
“Eum... Dengan Myungsoo oppa. Wae?”
“Oh.. Baguslah...” jawab Woohyun singkat.
“Bagus? Bagus apanya?”
“Aaah! Sudahlah! Masuk ke kamarmu. Dan istirahatlah...” suruh Woohyun pada adiknya. Woojung pun menurut. Dia segera masuk ke kamarnya untuk beristirahat dan meninggalkan kakaknya sendirian yang sedang menonton.
(~^_^~)